Page 6 of 12
Untuk mencapai kualitas masyarakat seperti di atas harus dilandaskan pada filosofi: life long learning yang bertumpu pada pendidikan untuk hidup (education for life) dan berorientasi pragmatism learning. Pendidikan berbasis pada kebutuhan aktual masyarakat, yaitu: kebutuhan aktual masyarakat lokal, nasional dan global. Pendidikan perlu didesain dengan paradigma baru, yaitu: homocentric model, yaitu menekan pada beberapa karakteristik, seperti : (a) Menekankan partisipasi masyarakat dan lembaga non government organizations dalam proses pendidikan luar sekolah; (b) memfokuskan human resources quality development; (c) mengarahkan pada life long learning and community learning; (d) Menekankan pada kebutuhan masyarakat dalam setiap merancang program pendidikan luar sekolah; (e) Pemerintah hanya sebagai fasilitator dan motivator dalam proses penyadaran pendidikan.
Kunci keberhasilan program pendidikan adalah adanya pembinaan tenaga kependidikan dan kelembagaan yang terpadu, yaitu dengan membuat reposisi terhadap pembinaan tenaga kependidikan dan kelembagaan, baik di level pusat, regional propinsi dan daerah. Dengan strategi, menciptakan pola-pola pembinaan secara kemitraan yang koordinatif, bukan lagi vertikal-direktif (instruktif). Kita harus berani mengkaji ulang berbagai tugas dan fungsi, kompetensi ketenagaan dan kelembagaan kita. Kajian komprehensif tersebut harus didasarkan pada kebutuhan aktual masyarakat, orientasi produk dan kebutuhan masyarakat yang sedang aktual.
Dengan dukungan tenaga dan lembaga yang kuat, maka kualitas program akan mampu menjawab berbagai peluang dan tantangan tersebut di atas. Mengapa pembinaan tenaga kependidikan dan kelembagaan sangat diperlukan? Karena tanpa tenaga-tenaga pendidikan yang berkualitas dan kelembagaan yang sistematis, sesuai dengan berbagai perkembangan dalam masyarakat tentunya tidak akan didapat program-program yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
Kiranya akan sulit untuk berbicara mengenai mutu dan pemerataan program pendidikan luar sekolah dan pemuda di masyarakat kalau kita tidak mempunyai tenaga-tenaga kependidikan yang bermutu, berwawasan global, mempunyai mental pembaharuan dan keunggulan, bersikap enterpreneurship dan kelembagaan yang sistemik dan komprehensif.
Dengan kelembagaan ketenagaan dan kelembagaan yang sistemik dan komprehensif kita akan mampu:
Pertama memfokuskan reinforcement SDM kita secara maksimal guna mendukung keberhasilan program pendidikan luar sekolah dan pemuda di masyarakat.
Kedua, dapat tetap tergalang adanya sinkronisasi dan koordinasi dalam setiap bidang dan aspek program, agar pembangunan pendidikan luar sekolah dan pemuda tetap dalam kerangka pembangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Caranya yaitu: dengan membuat pengkajian perencanaan kelembagaan terpadu untuk peningkatan SDM Pusat, Propinsi, dan Kabupaten/Kota, sehingga tidak terjadi ketimpangan kualitas SDM, antar Pusat, Propinsi dan Kabupaten/Kota.
Ketiga, dapat diciptakan program-program peningkatan bagi SDM yang tidak konvensional lagi, yaitu mencari paradigma baru pendidikan dan latihan (The new educational and training paradigms) yang mampu merubah sikap dan mental tenaga kependidikan kita, yaitu: dari yang bermental birokrat menjadi tenaga kependidikan yang mempunyai rasa butuh berprestasi (needs for achievement) dan mempunyai motivasi berprestasi tinggi (high of achievement motivation), mandiri, profesional serta tingkat pengabdian yang tinggi pula. Dengan paradigma pendidikan dan latihan yang baru diharapkan akan muncul SDM yang solid dalam prestasi dan mempunyai sikap pengabdian yang tulus.
Keempat, dilakukan pengkajian terpadu secara terus menerus tentang ketenagaan pendidikan luar sekolah dan pemuda. Caranya yaitu: dengan menyusun standar kompetensi, akreditasi dan kualifikasi terhadap ketenagaan diklusepa secara terpadu baik tenaga di Pusat, Propinsi, dan Kabupaten/Kota. Dengan ketiga jenis kegiatan pengkajian dan penilaian (research and assessment) di atas kita akan mendapatkan profil dan kinerja (performance) ketenagaan yang sesuai dan mampu menjawab beban tugas yang semakin berat dan kebutuhan belajar yang berkembang cepat di masyarakat.
Pendidikan Non Formal (Pendidikan Luar Sekolah) merupakan bagian integral dari pembangunan pendidikan nasional yang diarahkan untuk menunjang upaya peningkatan mutu sumber daya manusia Indonesia yang cerdas, sehat, terampil, mandiri dan berakhlak mulia sehingga memiliki ketangguhan dalam menghadapi berbagai tantangan. Pembangunan Pendidikan Non Formal (PNF) secara bertahap terus dipacu dan diperluas guna memenuhi kebutuhan belajar masyarakatyang tidak mungkindapat terlayani melalui jalur pendidikan formal (PF). Sasaran pelayanan PNF diprioritaskan pada warga masyarakat yang tidak pernah sekolah, putus sekolah penganggur/miskin dan warga masyarakat lain yang ingin belajar untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan ketrampilannya sebagai bekal untyk dapat hidup lebih layak. Dengan semakin meluasnya pelayanan program PNF yang bermutu, akan memberikan kontribusi besar dalam usaha meningkatkan kesejahteraan rakyat yang ditandai dengan semakin berkurangnya penduduk buta aksara, suksesnya wajar 9 tahun dan terciptanya tenaga-tenaga terampil yang siap memasuki dan membuka lapangan kerja baru, yang pada gilirannya mampu meningkatkan pendapatan dan produktivitas nasional serta manaikkan peringkat Indek Pembangunan Manusia Indonesia (IPM).
Start your paper accomplishing and do...
ketika walikota malas baca, malas men...
minat baca rendah, jumlah penulis sed...
College students should think two tim...
There are many students who are worri...
LIPI
jurnal LIPI
Itu adalah tulisan Anda, Bapah HS Dil...
Tulisan/opini siapa ini?
Amat sangat menarik artikel tersebut ...