Dari Jeda ke Renaisans
Tanpa jeda tidak akan ada irama dan tanpa irama tidak akan ada makna. Sesungguhnya jeda adalah ruang kosong atau perantara supaya yang telah lalu dan yang akan datang memiliki arti.
Tidak terasa sudah satu tahun lebih melakukan jeda tidak menyentuh situs MLI. Rasanya sudah cukup waktu berhenti untuk memikirkan yang sudah lewat dan yang akan datang.
Banyak hal dan peristiwa yang tidak tertuliskan dan terlaporkan. Banyak juga pertanyaan yang tidak dijawab. Situs ini seperti situs atau artefak prasejarah yang memfosil tidak ada dinamika di dalamnya.
Bisa jadi situs ini merupakan cermin dari negeri ini walaupun, tentu saja, tidak kita inginakan. Rasanya sudah terlalu lama bangsa kita meninggalkan jati dirinya sehingga lupa bahkan asing terhadap dirinya sendiri. Bangsa yang pernah melegenda dan negeri yang bagai di alam surgawi sekarang banyak rakyatnya bagaikan menjadi gelandangan di negeri sendiri atau kata Bung Karno menjadi “koeli di negeri sendiri”. Kami meyakini bahwa jalan literasi ini adalah jalan yang tepat untuk mengembalikan harga diri bangsa dan merebut masa depan. Jalan literasi adalah jalan untuk membangunkan kembali kesadaran bangsa rajawali yang telah lama tertidur dan mungkin pingsan dibius tipu daya Barat dan Utara. “Kesadaran adalah matahari, kesabaran adalah bumi, keberaian menjadi cakrawala, dan perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata“ (WS Rendra)
Kesadaran yang kami bangun adalah kesadaran tentang pentingnya ilmu pengetahuan, yang sangat menentukan untuk kemajuan manusia. Sejarah hanyalah catatan pembuktian kebenaran kata-kata “pengetahuan adalah kekuatan.” Manusia, bangsa, dan peradaban yang mampu memimpin adalah mereka yang memiliki pengetahuan lebih banyak dan lebih baik dari yang lain. Dan kunci utama untuk meraih ilmu pengetahuan adalah membaca atau budaya literasi. Lego ergo scio (aku membaca maka aku tahu)
Ternyata di usia yang ke 5 tahun ini ada 9.027.938 tamu yang berkunjung ke situs MLI dengan 1.875 yang mengiklaskan diri menjadi anggota. Mohon maaf apabila kami, sebagai tuan rumah, kurang sapa, tidak sopan, dan tidak memuaskan Anda dalam memberikan suguhan.
Kami rasa sekaranglah saat yang tepat untuk melakukan peralihan atau kelahiran kembali atau renaisans. Kini ada secercah harapan karena belakangan ini budaya literasi mulai dilirik oleh masyarakat dan negara. Literasi mulai diakrabkan di lembaga-lembaga pendidikan dan di ruang-ruang publik. Para aktivis dan pegiat, yang selama ini seperti yatim piatu, mulai disapa oleh negara.
Akhirnya, parsitipasi pembaca adalah denyut nadi dan api kami untuk bisa terus melangkahkan kaki meonyongsong masa depan yang lebih baik melalui jalan literasi. Kami mengajak pembaca untuk sama-sama membuat kembali narasi bagi negeri tercinta ini supaya bangsa kita kembali melegenda. Semoga! (Suherman)
Comments |
|
Start your paper accomplishing and do...
ketika walikota malas baca, malas men...
minat baca rendah, jumlah penulis sed...
College students should think two tim...
There are many students who are worri...
LIPI
jurnal LIPI
Itu adalah tulisan Anda, Bapah HS Dil...
Tulisan/opini siapa ini?
Amat sangat menarik artikel tersebut ...