Page 6 of 14
“Kepemimpinan yang baik itu artinya mengetahui sebarapa banyak dari masa yang akan datang boleh diperkenalkan kepada masa kini.”. kata Peter Burwash. Masa yang akan datang selalu menjadi milik orang-orang yang melihat kemungkinan-kemungkinan jauh sebelum mereka menjadi kenyataan. Orang-orang ini mempunyai visi mengenai sesuatu yang dapat menjadi kenyataan, dan kemudian berusaha membuatnya menjadi kenyataan. Orang besar selalu berpikir melampaui zaman. Dia adalah manusia-manusia yang dilahirkan untuk masa depan. Tabiatnya adalah tidak pernah puas dengan apa yang telah tercapai hari ini.
Orang-orang besar selalu memiliki semangat yang tak terkekang yang dibawa dari lahir. Mereka berani melangkah maju sebagai perintis. Mereka selalu yakin bahwa apa-apa yang akan terjadi di masa yang akan datang itu tidak pasti atau tidak bisa diketahui, dan karenanya penuh dengan ketidakpastian yang amat besar. Namun, orang-orang besar selalu terampil berantisipasi yang akhirnya mampu mengendalikan masa depan mereka.
Ary Ginanjar Agustian mengatakan bahwa visi merupakan sumber kekuatan dari semua perubahan baik skala individu maupun skala institusi besar seperti negara. Setiap kemajuan peradaban untuk menjadi bangsa besar atau setiap perusahaan global multinasional pasti diawali dengan penetapan visi yang kemudian diyakininya sehingga menjadi ciata-cita tertinggi yang harus diperjuangkan apapun tebusannya (Agustian, 2007).
Dr. Charles Garfield telah mengadakan penelitian ekstensif tentang orang-orang yang berprestasi puncak, baik dalam olah raga maupun bisnis, Ia terpesona dengan prestasi puncak pekerjaannya dengan program NASA, mengamati para astronot melatih diri di bumi, berulang-ulang dalam ruang simulasi sebelum mereka berangkat keluar angkasa. Walaupun ia memiliki gelar doktor dalam matematika, ia memutuskan untuk kuliah kembali dan mendapatkan satu gelar lagi, doktor dalam bidang psikologi dan mempelajari karakteristik orang-orang yang berprestasi puncak. Salah satu dari hal utama yang diperlihatkan dari penelitiannya adalah bahwa hampir setiap atlet kelas dunia dan orang-orang yang berprestasi lainnya adalah mereka melakukan visualisasi. Mereka melihatnya, mereka merasakannya, mereka mengalaminya sebelum mereka benar-benar melakukannya. Mereka memulai dengan tujuan akhir di benaknya.
Thomas A. Edison adalah penjual koran di kereta api, John D. Rockefeller hanya mempunyai upah enam Dollar perminggu. Julius Caesar menderita penyakit ayan. Napoleon punya orang tua kelas rendahan dan jauh dari kategori cerdas (peringkat empat puluh enam di akademi militer dalam kelas dengan siswa enam puluh lima orang). Beethoven seorang yang tuli, sama seperti Thomas A. Edison. PIato berpunggung bungkuk dan Stephen Hawkings lumpuh.. Apa yang memberi orang-orang besar ini stamina untuk mengatasi kekurangan mereka yang cenderung di bawah rata-rata ini menjadi orang-orang yang sukses? Setiap orang mempunyai impian dalam batin yang menyalakan api yang tidak dapat dipadamkan. Hubert H. Humprey mengatakan: "Apa yang anda lihat adalah apa yang anda bisa capai." Konrad Adenauer benar ketika dia berkata, ”Kita semua hidup di bawah langit yang sama, tetapi tidak semua orang punya cakrawala yang sama."
Segala sesuatu diciptakan dua kali. Ciptaan pertama adalah ciptaan imaginasi di dalam alam pikiran, dan ciptaan kedua adalah ciptaan nyata pada alam fisik. Ketika seseorang arsitek merancang sebuah gedung, maka ciptaan pertamanya adalah sebuah "rencana", dan ciptaan keduanya adalah bangunan itu sendiri. Begitu juga kehidupan manusia. Ciptaan pertama rnereka adalah visi dan ciptaan kedua adalah masa depan mereka sendiri.
Visi adalah suatu pandangan ke depan. Apabila pandangan mata hanya mampu melihat sebatas mata memandang yang jangkauannya sangat terbatas, maka visi adalah suatu pandangan tanpa batas, yang mampu menernbus ruang dan waktu. Visi itulah pembimbing hidup kita. Visi adalah sebuah autopilot. (Agustian, 2007)
Menurut Anis Matta (2007) semua karya besar yang memenuhi lembaran sejarah ummat manusia bermula dari imajinasi. Ini bukan hanya ada di dalam dunia kepahlawanan militer, melainkan merata dalam semua bidang kepahlawanan. Temuan-temuan ilmiah selalu didahului oleh imajinasi.: jauh sebelum dilakukannya pengujian di laboratorium ; jauh sebelumnya adanya perumusan teori. Maka, fiksi-fiksi ilmiah selalu menemukan konteksnya di sini : bahwa mercusuar imajinasi telah menyorot seluruh wilayah kemungkinan, dan apa yang harus dilakukan kemudian adalah tinggal membuktikannya. Studi-studi futurologi juga menemukan konteksnya di sini. Memang, selalu harus ada bantuan data-data pendahuluan. Namun, data-data itu hanyalah bagian dari sebuah dunia yang telah terbentuk dalam ruang imajinasi.
Para pemimpin bisnis dan politik serta tokoh-tokoh pergerakan dunia juga menemukan kekuatan mereka dari sini. Bahwa apa yang sekarang kita sebut visi dan kreativitas adalah ujung dari pangkal yang kita sebut iamjinasi. Bacalah biografi Bill Gates atau Ciputra, maka Anda akan menemukan seorang pengkhayal. Bacalah biografi John F. Kennedy atau Soekarno, maka Anda juga akan menemukan seorang pengkhayal. Bacalah pula biografi Sayyid Quthb, maka sekali lagi Anda akan menemukan seorang pengkhayal. Dalam dunia pemikiran, kebudayaan, dan kesenian, imajinasi bahkan menjadi tulang punggung yang menyangga kreativitas para pahlawan di bidang ini.
Start your paper accomplishing and do...
ketika walikota malas baca, malas men...
minat baca rendah, jumlah penulis sed...
College students should think two tim...
There are many students who are worri...
LIPI
jurnal LIPI
Itu adalah tulisan Anda, Bapah HS Dil...
Tulisan/opini siapa ini?
Amat sangat menarik artikel tersebut ...