Page 8 of 14
Meneladani Minat Baca Sang Pahlawan
Untuk menguatkan semua langkah di atas, bahwa untuk membangkitkan motivasi membaca harus dimulai dengan perubahan paradigma serta menciptakan sebuah mimpi, penulis akan menukilkan kisah-kisah hidup orang-orang sukses yang dibangun dari kebiasaan membaca, salah satunya adalah Bung Hatta, negarawan sejati yang memiliki mimpi ”Indonesia Merdeka”
Menurut penulis, menelusuri jejak para pahlawan adalah menelusuri jajak para kutu buku. Pahlawan tanpa tanda jasa mungkin saja ada, tetapi pahlawan tanpa “tanda baca” itu sangat sulit mencari figurnya. Lembaran hidup para pahlawan tidak bisa dipiskan dari lembaran-lembaran naskah yang dia baca dan dia tulis. Mungkin sudah menjadi hukum besi sejarah bahwa seorang pemimpin biasanya juga ia adalah seorang orator dan penulis. Bahkan bisa dihipotesiskan bahwa menulis dan retorika merupakan faktor determinan untuk menjadi seorang pemimpin. Tanpa dua macam keterampilan itu sangat sulit seseorang di sebut pemimpin atau pahlawan atau orang besar. Karena, bagaimana bisa berbicara dan menulis apabila tidak memiliki banyak pengetahuan yang instrumen utamnya adalah membaca. Memang, dengan rekaysa misalnya membuat tulisan atas nama dirinya atau dibuatkan teks pidatonya, bisa saja seseorang menjadi pemimpin, akan tetapi sejarah kelak akan membuktikan bahwa dia bakanlah pemimpin yang otentik. Dalam konteks nasional, kita dapat melihat hampir semua pahlawan kemerdekaan adalah kutu buku. Dalam tulisan ini penulis hanya akan mengulas pengalaman membaca salah seorang proklamator yang sangat terkenal dengan minat bacanya yaitu Bung Hatta. Yang oleh Deliar Noer dalam buku Biografi Politik Bung Hatta (1990: 143) disebut ”Pembaca dan pencatat yang cermat.”
Sebetulnya yang paling berjasa dalam membesarkan tokoh kita ini adalah bukan hanya sekolah formalnya akan tetapi bahan bacaannya. Dan yang paling menentukan dalam perjuangannya bukan guru-gurunya semata akan tetapi atas dasar usahanya sendiri. Tokoh kita ini, berkat kerakusan dalam membaca, telah menjadi seorang pembelajar mandiri sejak dini. Kehidupan orang-orang besar persis seperti yang dikatakan oleh Thomas Jefferson (1815) ” aku tidak bisa hidup tanpa buku”
Berikut ini akan saya kutipkan pengalaman membaca Bung Hatta yang diambil dari Memoir-nya (1982). Pada awal menjadi murid di PHS (Prins Hendrik School) Jakarta pada tahun 1919 (pada saat berumur 17 tahun) ia menuturkan: ”Selagi melihat-lihat buku di sana tampak oleh Mak Etek Ayub tiga macam buku yang dinanggapnya perlu aku baca nanti, yaitu N.G. Pierson, Staathuishoudkunde, 2 jilid; H.P. Quack, De Socialisten, 6 jilid, Bellamy, Het Jaar 2000. Inilah buku-buku yang bermula kumiliki yang menjadi dasar perpustakaanku.
Malam itu juga kumulai membaca buku Nellamy. Waktu aku akan tidur liwat tengah malam sudah leibh seperempat isi buku itu kubaca. Barangkali akan terus kubaca sampai tamat, apabla besok harinya aku tidak mesti sekolah. Pembacaan itu besok harinya kuteruskan sampai tamat buku itu kubaca. Bacaan itu kuanggap bacaan pertama.
Biasanya buku-buku yang mengenai mata pelajaran aku pelajari pada malam hari. Buku-buku lainnya, buku roman dan buku tambahan untuk meluaskan pengetahuan kubaca pada sore hari sesudah pukul 4 atau setengah 5.
Setelah tiga kali berturut-turut buku Bellamy tamat kubaca, kumulai membalik-balik buku Quack, De Socaialisten yang 6 jilid itu.
Pada vakansi besar pertengahan tahun 1920 aku pulang ke Bukittinggi. Di situ dapat kubaca kembali uraian Quack tentang Robert Owen dalam De Socialisten jilid 2 seluruhnya. Waktu itu dapat pula kubaca uraian Quack tentang Ferdinand Lassalle dari De Socialisten jilid 4. Aku asyik membacanya dan aku pandang pujangga sosilis itu penuh romantik. Setelah aku memperoleh buku-buku dari Mak Etek Ayub, aku tidak banyak lagi keluar berjalan-jalan dengan sepeda seperti sebelumnya.”
Start your paper accomplishing and do...
ketika walikota malas baca, malas men...
minat baca rendah, jumlah penulis sed...
College students should think two tim...
There are many students who are worri...
LIPI
jurnal LIPI
Itu adalah tulisan Anda, Bapah HS Dil...
Tulisan/opini siapa ini?
Amat sangat menarik artikel tersebut ...