Page 3 of 14
SUMBER MOTIVASI MEMBACA
Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri (QS. 13:11).
Motivasi adalah keadaan dalam diri individu yang memunculkan, mengarahkan, dan mempertahankan perilaku. Dengan kata lain menurut Kartini Kartono motivasi adalah dorongan terhadap seseorang agar mau melaksanakan sesuatu. Dengan dorongan (driving force) di sini dimaksudkan: desakan yang alami untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan hidup dan merupakan kecenderungan untuk mempertahankan hidup (http://id.wikipedia. org/wiki/Motivasi).
Sesungguhnya upaya menumbuhkan motivasi membaca dapat bersumber dari empat dimensi manusia (mental, emosional, spiritual, dan fisik). Dengan menghidupkan satu atau lebih dimensi manusia tersebut seseorang dapat termotivasi dalam membaca. Keempat dimensi tersebut apabila diartikulasikan kedalam bentuk kegiatan manusia maka akan seperti berikut: Visualisasi (visualitation) untuk dimensi mental; Tanggung jawab (responsibility) untuk dimensi spiritual; Kenyamanan dan kesukaan (excited) untuk dimensi emosional; Gerakan (move) untuk dimensi fisik. Manusia pada dasarnya memiliki kemampuan memotivasi diri untuk membaca yang tidak terbatas. Semakin besar upaya untuk menyalakan sumber pemicu motivasi semakin besar motivasi yang dihasilkan. Akan tetapi untuk memulainya, langkah yang paling awal dan paling penting adalah melakukan penyadaran.
PENYADARAN
Yang dimaksud penyedaran di sini adalah sebuah proses di mana membuat seseorang sadar atas diri dan situasinya yang kemudian akan membuka jalan untuk berusaha mengubahnya. Menumbuhkan kesadaran sangat perlu sebagai langkah awal dari bangkitnya motivasi. Kesadaran merupakan kunci yang harus dimiliki seseorang agar perubahan dapat tercapai. Dengan adanya kesadaran yang dimiliki, maka seseorang akan sangat mudah untuk menyelesaikan problem-problem pribadi atau sosial yang ada di masyarakat. Dalam proses penyadadaran ini seseorang akan dihadapkan dengan berbagai macam problematika sosial seperti kemiskinan, pengangguran, konflik, persaingan dan lain-lain yang terjadi di Indonesia pada saat ini. Peserta akan diajak untuk bersama-sama membaca secara kontekstual lingkungan sosial yang senantiasa mengepung kehidupannya setiap hari. Ia akan diposisikan sebagai subyek bukan obyek dan menjadikan realitas sosial sebagai materi pembelajaran. Pembelajaran diberikan dengan pendekatan dialogis yang berorientasi pada terwujudnya kesadaran kritis dalam diri. Peserta akan dibimbing untuk memasuki tiga jenis kesadaran, sebagaimana digolongkan oleh Pauolo Freire, yaitu kesadaran magis (magical consciousness), kesadaran naif (naival consciousness) dan kesadaran kritis (critical consciousness).
Kesadaran Naif: keadaan yang dikatergorikan dalam kesadaran ini adalah lebih melihat “aspek manusia” sebagai akar penyebab masalah masyarakat. Masalah etika, kreativitas dan need for achievement dalam kesadaran ini di anggap sebagai penentu perubahan.. Jadi dalam menganalisis penyebab kemiskinan masyarakat, kesalahannya terletak di masyarakat sendiri. Masyarakat dianggap malas membaca, tidak memiliki kewiraswastaan atau tidak memiliki budaya membangun dan seterusnya
Kesadaran Magis yakni suatu kesadaran masyarakat yang tidak mampu melihat kaitan antara satu faktor dengan faktor lain. Kesadaran magis dibangkitkan dengan mengatikan bahwa kegiatan membaca sebagai sebuah pekerjaan suci yang dititahkan oleh agama (teologi membaca).
Kesadaran Kritis, kesadaran ini lebih melihat aspek sistem dan struktur sebagai sumber masalah. Pendekatan struktural menghindari “blaming the victims” (menyalahkan korban) dan melakukan analisis kritis untuk menyadari struktur dan sistem sosial, politik, ekonomi dan budaya serta akibatnya terhadap keadaan masyarakat.Untuk bisa mencapai kesadaran kritis dibutuhkan pendidikan kritis yang berbasis pada realitas sosial.
Start your paper accomplishing and do...
ketika walikota malas baca, malas men...
minat baca rendah, jumlah penulis sed...
College students should think two tim...
There are many students who are worri...
LIPI
jurnal LIPI
Itu adalah tulisan Anda, Bapah HS Dil...
Tulisan/opini siapa ini?
Amat sangat menarik artikel tersebut ...