Page 11 of 12
6. Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills)
a. Pendekatan
Program pendidikan kecakapan hidup (life skills) melalui jalur pendidikan non formal dilakukan melalui pendekatan Broad Based Education (BBE) yang ditandai: (1) kemampuan membaca dan menulis secara fungsional, dalam bahasa Indonesia maupun salah satu bahasa asing (Inggris, Arab, Mandarin dan sebagainya), (2) kemampuan merumuskan dan memecahkan masalah yang diproses lewat pembelajaran berfikir ilmiah, penelitian (explorative), penemuan (discovery) dan penciptaan (inventory), (3) kemampuan menghitung dengan atau tanpa bantuan teknologi guna mendukung kedua kemampuan tersebut di atas, (4) kemampuan memanfaatkan ber-aneka ragam teknologi di berbagai lapangan kehidupan (pertanian, perikanan, peternakan, kerajinan, kerumahtanggaan, kesehatan, komunikasi-informasi, manufaktur dan industri, perdagangan, keseni-an, pertunjukkan dan olahraga), (5) kemampuan mengelola sumber-daya alam, social, budaya dan lingkungan, (6) kemampuan bekerja dalam tim, baik dalam sector informal maupun formal, (7) kemampuan memahami diri sendiri, orang lain dan lingkungannya, (8) kemampuan untuk terus-menerus menjadi manusia belajar, (9) kemampuan mengintegrasikan pendidikan dan pembelajaran dengan etika sosio-relegius bangsa berlandaskan nilai-nilai Pancasila.
b. Pengertian Kecakapan Hidup (life skills)
Konsep kecakapan hidup mempunyai cakupan yang luas, berinteraksi antara pengetahuan dan keterampilan dan yang diyakini sebagai unsure penting untuk hidup lebih mandiri (Broling, 1989).
c. Lingkup dan Prinsip Pendidikan Kecakapan Hidup
Kecakapan hidup meliputi kecakapan hidup untuk mengatur kebutuhan diri (daily living skills), memahami potensi diri dan dalam pergaulan sosial/lingkungan (personal/social skills), kecakapan hidup dalam pemilih keterampilan dan mengatur pekerjaan (vocasional/occupatio-nal) dengan prinsip belajar untuk memperoleh pengetahuan (learning to know), belajar untuk dapat berbuat atau bekerja sesuai dengan potensi diri (learning to do) dan belajar untuk menjadi orang yang berguna (learning to be) serta belajar untuk dapat hidup bersama dengan orang lain (learning to live together).
1) Daily living skills, antara lain meliputi: Pengelolaan kebutuhan pribadi, pengelolaan keuangan pribadi, pengelolaan rumah pribadi, kesadaran kesehatan, kesadaran keamanan, pengelolaan maka-nan gizi, pengelolaan pakaian, tanggung jawab sebagai pribadi warga Negara, pengeloaan waktu luang, rekreasi, kesadaran lingkungan.
2) Personal dan social skills
Personal skills, pemahaman potensi diri yang dimiliki, percaya diri, komunikasi dengan orang lain, kemandirian, dan kepemimpinan.
3) Vocasional/Occupational skills
Memilih pekerjaan, perencanaan kerja, kemampuan untuk me-nguasai berbagai keterampilan, persiapan keterampilan kerja, latihan keterampilan, penguasaan kompetensi menjalankan suatu profesi, kemampuan menguasai, menerapkan teknologi, meran-cang dan melaksanakan proses pekerjaan, menghasilkan produk barang dan jasa.
d. Lembaga Penyelenggara
Dalam penyelenggara program pendidikan life skills di bidang pendidikan non formal dilaksanakan melalui kerjasama dengan (1) Pusat-pusat Kegiatan Belajar masyarakat (PKBM), (2) lembaga kursus PNF yang diselenggarakan oleh masyarakat, (3) lembaga pengem-bangan/pelatihan terpadu masyarakat, (4) lembaga perempuan, (5) lembaga kepemudaan, (6) Organisasi Kemasyarakatan Pemuda, (7) Kelompok Usaha Pemuda Produktif (KUPP), (8) Lembaga Kepemuda-an, (9) Sanggar Kegiatan Belajar, (10) Balai Pengembangan Kegiatan Belajar, (11) Perguruan Tinggi.
e. Peserta Didik (Warga Belajar)
Kriteria peserta didik (warga belajar) adalah: (1) usia 16-35 tahun (prioritas), (2) tidak sekolah dan tidak/belum bekerja, (3) berasal dari keluarga miskin, (4) lulus seleksi yang diselenggarakan oleh lembaga penyelenggara program.
f. Lama Pendidikan dan Hasil yang diharapkan
-
Tergantung dari jenis kecakapan hidup yang diselenggarakan (3 sampai dengan 6 bulan)
Hasil yang diharapkan, warga belajar dapat: (1) berusaha mandiri dan diberi dana belajar dari lembaga penyelenggara, (2) bekerja pada perusahaan terkait dengan penghasilan yang layak.
g. Pola Pendanaan
Block grant, yaitu: pendanaan langsung kepada lembaga penyeleng-gara setelah proposal dinilai layak oleh suatu tim penilai yang melibatkan berbagai pihak-pihak yang terkait.
Start your paper accomplishing and do...
ketika walikota malas baca, malas men...
minat baca rendah, jumlah penulis sed...
College students should think two tim...
There are many students who are worri...
LIPI
jurnal LIPI
Itu adalah tulisan Anda, Bapah HS Dil...
Tulisan/opini siapa ini?
Amat sangat menarik artikel tersebut ...