Page 6 of 6
Keenam, gangguan. Gangguan yang menghambat keterbacaan mungkin pada sikap fisik, misalnya mulut yang komat-kamit ketika membaca, menelusuri baris kalimat demi kalimat dengan jari atau menggunakan pinsil, menggerak-gerakan kaki sambil mendengarkan irama musik, berhenti lama pada setiap awal kalimat dan sering kembali kepada paragraf yang sudah dibaca.
Ketujuh, pandangan salah. Banyak orang beranggapan bahwa membaca adalah sebuah kegiatan yang pasif. Menurut mereka, membaca berarti tunduk kepada apa yang dikatan oleh penulisnya dan menerima apa adanya. Sebenarnya, membaca adalah proses berpikir yang aktif. Ketika orang membaca, ia mengelaah isi bacaan secara kritis dan kreatif. Bacaan yang mempunyai tokoh yang baik dan yang buruk memberi peluang bagi pembaca untuk menempatkan diri sebagai pemeran serta dalam diri tokoh itu (tentu secara tidak sadar!). Jadi, membaca bukan sekadar proses untuk mengingat sesuatu yang telah dibaca, tetapi pada saat yang bersamaan ia melakukan proses berpikir yang kreatif-sintesis yang menilai, menimbang, bahkan mungkin sekali menyimpulkanmana yang baik digunakan dalam kehidupannya sehari-hari.
Kedelapan, faedah membaca. Seorang pembaca yang baik dan efektif pada akhirnya, sadar atau tidak sadar, akan memiliki intelektualisme yang tinggi, memiliki pengetahuan yang luas, sikap terbuka, lebih mamahami lingkungan sesamanya, membuatnya arif, mengetahui apa yang memang diketahuinya serta membuat ia rendah hati dan taingguh menghadapi bebagai situasi dengan pendekatan alternatif. Seseorang yang memilki cita-cita, akan dapat mewujudkan cita-citanya karena mampu menerapkan gagasan ke dalam kehidupan sehari-hari dan tahu menghadapi berbagai rintangan.
Memang, kalau kita telusuri semua buku yang berkaitan dengan dengan peningkatan minat baca, tidak ada satu pun yang sanggup memberikan sebuah formula atau resep ”cespleng” . Hampir semua penulis sepakat bahwa cara yang paling efektif adalah pengkodisian. Untuk anak-anak maka cara terbaik adalah dengan teladan dari orang tuanya. Sedangkan untuk orang dewasa yang menginjak pada membaca secara cepat (speed reading) rumusnya adalah ”3L” yaitu: latihan, latihan, dan latihan. Kalau dianalogikan, bagaikan orang yang sedang belajar mengendarai mobil. Bagaimana pun fasihnya pengusaan materi tentang menyetir, kalau tanpa latihan tentu tidak akan bisa.
” Tapi aku tahu”, kata Jostein Gaarder, ” seberapa banyak aku membaca seumur hidupku, aku tak akan pernah mampu membaca sepermiliar dari seluruh kalimat yang tertuliskan. Karena di dunia ini terdapat begitu banyak kalimat seperti banyaknya bintang di langit sana. Dan kalimat-kalimat akan selalu bertambah dan akan menjadi semakin banyak sepanjang waktu laksana sebuah ruang yang tak pernah berujung. Namun, pada saat itu aku pun tahun bahwa setiap kali membuka sebuah buku, aku akan bisa memandang sepetak langit. Dan jika membaca sebuah kalimat baru, aku akan sedikit lebih banyak tahu dibanding kan sebelumnya. Dan segala yang kubaca akan membuat dunia dan diriku sendiri menjadi lebih besar dan luas.”
Start your paper accomplishing and do...
ketika walikota malas baca, malas men...
minat baca rendah, jumlah penulis sed...
College students should think two tim...
There are many students who are worri...
LIPI
jurnal LIPI
Itu adalah tulisan Anda, Bapah HS Dil...
Tulisan/opini siapa ini?
Amat sangat menarik artikel tersebut ...