Page 3 of 3
Memberdayakan peserta didik
Ada baiknya pemerintah mulai 'melirik' para peserta didik untuk diberdayakan ikut memberantas buta aksara. Para anak didik ini bisa diajarkan untuk meneruskan pelajaran membaca yang didapatnya kepada orang-orang di sekitarnya seperti orang tua, adik, kakak, dan teman-temannya. Pada waktu malam hari di rumah, sang anak bisa memberi pelajaran membaca kepada ayah-ibunya. Atau ketika istirahat bermain di pematang sawah bersama-teman. Begitu pula di berbagai kesempatan lainnya.
Tentunya para guru harus dibekali terlebih dahulu untuk memberikan motivasi dan stimulasi kepada anak didiknya dalam rangka ikut serta dalam program pemberantasan buta aksara. Nantinya akan selalu ada anak didik yang menonjol dan akan menjadi pelopor bagi 'guru' di kampungnya, dan itu akan menulari para peserta didik lainnya.
Jika setiap murid bisa memberi pengajaran pada lingkungan terkecil saja di sekitar rumahnya, maka hal ini sudah merupakan suatu keberhasilan. Karena progres pengajaran seperti ini tidak akan mengenal batas waktu sepanjang motivasi itu terus dihidupkan. Ini sejalan dengan program untuk mengharuskan para orang tua untuk membimbing dan mengetahui sejauh mana pelajaran anak-anaknya di sekolah. Untuk membimbing anak-anaknya maka orang tua tentunya harus tahu baca tulis.
Dengan program seperti ini dapat mengeliminir perasaan out group dari para 'penderita' buta aksara di Indonesia. Selain itu, jika si peserta didik adalah keluarga bagi orang yang buta aksara maka program ini bisa lebih efektif dan efisien dalam hal waktu.
Tentu saja langkah inovatif yang dilakukan harus selalu dibarengi dengan pembenahan di berbagai sektor pendukung. Misalnya kesiapan para guru pengajar yang menjadi pemberi motivasi bagi peserta didik. Ataupun masalah penjabaran program yang mudah difahami secara sederhana oleh berbagai pihak.
Program pelibatan peserta didik dalam pemberantasan buta aksara ini dapat dijadikan sebagai program dampingan dari program yang sudah ada. Tapi yang jelas program seperti ini dapat memotong jalur birokrasi yang panjang sekaligus dapat memangkas biaya yang terlalu tinggi. Lebih dari itu, pemberantasan buta aksara dengan program ini dapat dilakukan dengan 'hati' karena adanya keterlibatan langsung secara emosional di antara objek dan subjek buta aksara tersebut.
Start your paper accomplishing and do...
ketika walikota malas baca, malas men...
minat baca rendah, jumlah penulis sed...
College students should think two tim...
There are many students who are worri...
LIPI
jurnal LIPI
Itu adalah tulisan Anda, Bapah HS Dil...
Tulisan/opini siapa ini?
Amat sangat menarik artikel tersebut ...