MEDIA INDONESIA, 20 DESEMBER 2009
SEANDAINYA AKU Wali Kota
Surabaya Sadar Baca
Ida Royani Diana Dwijayanti
DI tengah derasnya hujan informasi, tidak ada jaminan hal tersebut tidak memberikan dampak pada alam pikir masyarakat. Informasi-informasi yang selalu membawa pesan dan kepentingan tertentu yang datang dari berbagai sisi, tentunya perlu disikapi dengan arif dan bijak oleh masyarakat.
Untuk menghadapi hal ini, kemauan dan kemampuan untuk dapat membaca, memilih, menangkap serta mengevaluasi informasi yang diterima menjadi suatu hal yang penting untuk dimiliki masyarakat.
Lantas, bagaimana jika masyarakat tidak atau kurang memiliki kemampuan tersebut jangankan kemampuan, kemauan dan semangat untuk membaca saja masih perlu dipompa dengan sekuat tenaga?
Pertanyaan itu nampaknya masih cocok jika dikontekskan dalam kehidupan kita. Sebagai warga masyarakat sebuah negara yang diduga berbudaya baca minim, bahkan masuk rangking terendah di Asia Timur.
Seandainya aku adalah Wali Kota Surabaya, peningkatan kualitas intelektual masyarakat sekitar akan lebih aku kedepankan. Menggerakkan gairah diri akan urgensi sadar baca alias minat baca masyarakat yang saat ini kian menjadi krisis wacana dalam implementasinya.
Mengapa demikian? Sebab dengan memajukan khazanah intelektualitas masyarakat Surabaya secara otomatis terjadi peningkatan kualitas. Mencetak masyarakat kreatif dan inovatif, memajukan Surabaya khususnya, Indonesia umumnya.
Tidak perlu repot untuk memulainya. Pertama, aku perhatikan fasilitas yang telah tersedia. Kemudian aku manf aatkan kembali sesuai dengan fungsinya, memeliharanya sebaik mungkin dengan menyertakan partisipasi masyarakat.
Kedua, mengenalkan pada masyarakat betapa pentingnya gerakan sadar baca bagi wa-wasan intelektual kita. Modal untuk mengarungi percaturan dunia ini.
Hampir dua tahun terakhir ini, telah dilegalisasikan kebijakan terkait dengan tentang sudut-sudut baca yang sudah disediakan di beberapa tempat. Seperti di beberapa taman-taman kota, puskesmas-puskesmas, rumah susun, dan sebagainya.
Namun, realitasnya, implementasinya masih kurang optimal dan terkesan terabaikan. Berkesan hanya sebagai ornamen kelengkapan fasilitas Kota Surabaya saja.
Padahal, jika kita fungsikan akan berdampak positif dan kemungkinan akan terjadi pe-rubahan besar yang signifikan, tanpa kita sadari kehadirannya. Saat ini sudah terbaca bahwa minat baca masyarakat sekitar masih sangat rendah.
Buktinya, penyediaan fasilitas sudut-sudut bacaan tersebut jarang mereka perhatikan. Hanya mereka lalui begitu. Dari sini, dapat kita ketahui ada sesuat yang tidak beres di dalamnya. Entah karena rendahnya minat baca masyarakat atau karena tidak menarik untuk dibaca atau sebaliknya.
Jika aku adalah Wali Kota Surabaya, akan aku buat substansi sudut-sudut baca tersebut semenarik mungkin. Dengan demikian, orang yang lalu-lalang di sekitarnya tidak bisa tidak, akan berminat membacanya, walau hanya sebaris kata.
Aku percaya menggerakkan sadar baca masyarakat Surabaya, pendidikan serta pengeta huan intelektual masyarakatnya akan terakreditasi baik dan semakin berkualitas. Membuat masyarakat Surabaya lebih maju, mencerdaskan bangsa, menanggulangi kemiskinan dan buta huruf yang mengakar. (M-5)
Comments |
|
Start your paper accomplishing and do...
ketika walikota malas baca, malas men...
minat baca rendah, jumlah penulis sed...
College students should think two tim...
There are many students who are worri...
LIPI
jurnal LIPI
Itu adalah tulisan Anda, Bapah HS Dil...
Tulisan/opini siapa ini?
Amat sangat menarik artikel tersebut ...